Israel Gempur Gaza Usai Kiriman Balon-balon Api Milik Palestina Sampai ke Israel Selatan.

Ledakan di Khan Youmis di Jalur Gaza Selatan (dok. BBC)

 

 

FRAGMEN.COM, Solo -  Israel berhasil melancarkan serangan udara di Gaza pada Rabu (16/6) dini hari setelah Palestina meluncurkan balon-balon api ke wilayah Israel.

 

 

Dilansir bbc.com, militer Israel mengatakan serangan ini menjadikan markas-markas kelompok Hamas sebagai sasaran. Hamas adalah organisasi Palestina yang menguasai Jalur Gaza. Balon-balon api tersebut memicu kebakaran di 20 titik di kawasan Israel selatan pada Selasa. Hamas mengatakan balon-balon api ini dikirim ke wilayah Israel sebagai balasan atas aksi kelompok nasionalis Israel di kawasan pendudukan Yerusalem Timur.

 

 

Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini dan pada Rabu pagi waktu setempat, situasi kembali tenang. Konflik bersenjata selama 11 hari antara Hamas dan militer Israel berakhir setelah dicapai gencatan senjata pada 21 Mei.

 

 

Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan jet tempurnya telah menghantam kompleks militer yang dioperasikan oleh Hamas di Khan Yunis dan Gaza City. Mereka mengatakan "aktivitas teroris" terjadi di kompleks itu dan bahwa IDF "siap untuk semua skenario, termasuk dimulainya kembali permusuhan dalam menghadapi aksi teror lanjutan dari Jalur Gaza".

 

 

Belum jelas apakah serangan udara itu menyebabkan korban luka-luka. Seorang juru bicara Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan di Twitter bahwa orang-orang Palestina akan terus melanjutkan "perlawanan berani dan membela hak-hak mereka dan tempat-tempat suci" di Yerusalem.

 

 

Dinas pemadam kebakaran Israel mengatakan balon peledak yang diluncurkan sebelumnya dari Gaza telah menyebabkan setidaknya 20 kebakaran di ladang masyarakat di Israel bagian selatan. Ini adalah bentrokan berujung kekerasan pertama yang terjadi sejak pemerintah koalisi baru Israel, yang dipimpin Naftali Bennet, berkuasa akhir pekan lalu dan mengakhiri 12 tahun pemerintahan Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri.

 

 

OENTARI RACHMAWATI

 


 

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama