Pantau Perkembangan Anak dengan Berkomunikasi Bukan Menginterogasi

Orang tua menjadi agen sosialisasi pertama bagi anak (Dok. unsplash.com)

  

FRAGMEN.COM, Solo - Penanaman kebiasaan baik pada anak sebaiknya diberikan sejak anak masih bayi hingga berusia tujuh tahun. Pembiasaan yang baik dan komunikasi yang positif membuat anak merasa lebih diperhatikan, disayang, dan dihargai. Dengan begitu, akan menciptakan kedekatan antara orang tua dan anak sehingga anak bisa lebih terbuka dengan orang tuanya.

 

 

Dosen Pengantar Psikologi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret (UNS), Mahardika Supratiwi mengatakan, di usia nol sampai tujuh tahun tanggung jawab anak sepenuhnya berada di tangan orang tua. Peran orang tua sangat penting dalam perkembangan anak. Sehingga anak perlu ditanamkan pembiasaan baik sejak kecil.

 

 

“Pembiasaan baik itu perlu ditamankan, perlu dibiasakan sejak kecil. Sehingga ketika bersosialisasi di sekolah baik SD maupun jenjang yang lebih tinggi, mereka akan membawa kebiasaan yang sudah diajarkan ortu,” jelasnya.

 

 

Lebih lanjut, Mahardika sapaan akrabnya memberikan contoh pembiasaan baik. Misalnya bagi seorang muslim, anak diajarkan untuk beribadah sholat, berpuasa, dan mengenalkan Tuhannya sedari kecil. Begitupun dengan agama lain. Tak hanya dari segi perilaku, Mahardika juga menyarankan para orang tua agar menanamkan pembiasaan baik dalam komunikasi anak dan orang tua.

 

 

“Ajak anak berkomunikasi, ngobrol rutin, misalnya habis Maghrib setelah pulang kerja atau waktu makan malam cukup satu sampai satu setengah jam aja. Ketika si anak menanggapi, orang tua juga harus fokus ke percakapan. Jangan mengobrol sambil bermain handphone agar komunikasinya efektif,” paparnya.

 

 

Peran orang tua juga tidak bisa langsung lepas saat anak beranjak dewasa. Meskipun anak sudah menginjak usia SMP atau SMA, orang tua harus terus memantau lingkungan sosialnya. Namun jangan dilakukan secara diam-diam seperti membuka handphone anak saat anak mandi atau tidur. Sehingga anak tidak menganggap orang tua seperti satpam atau polisi yang bertanya untuk menginterogasi.

 

 

“Kalo itu sudah dibiasakan sejak kecil, anak akan terbuka. Karena memang itu sudah menjadi kebutuhan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang sudah dialaminya dihari itu,” pungkasnya.

 

 

AZIZAH DIAH WULANDARI


 

 

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama